Resign di tahun 2025 Saat Ekonomi Global sedang tidak baik-baik saja?

Table of Contents

Tahun 2025 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi ekonomi global. Dari peringatan Presiden Prabowo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani soal “dunia sedang tidak baik-baik saja” hingga perang dagang antara negara besar yang terus memanas, situasi dunia kerja saat ini serba tidak pasti.

Perusahaan besar di Eropa mulai melakukan pemangkasan tenaga kerja, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia ikut melambat. Dalam situasi seperti ini, banyak pekerja mulai mempertanyakan: Apakah memungkinkan untuk resign disaat ekonomi dunia sedang tidak baik?

Alasan Mengapa Banyak Profesional Memilih Resign

  1. Lingkungan Kerja yang Tidak Sehat (Toxic Workplace)

Salah satu penyebab utama mengapa seseorang memilih resign adalah karena lingkungan kerja yang tidak kondusif. Budaya kerja yang toxic dapat memengaruhi kesehatan mental, merusak produktivitas, hingga mengganggu kualitas hidup secara keseluruhan. Beberapa indikator lingkungan kerja yang tidak sehat antara lain:

  • Kepemimpinan yang otoriter atau tidak suportif
  • Adanya diskriminasi atau favoritisme
  • Minimnya komunikasi terbuka antar tim

Dalam jangka panjang, tekanan psikologis yang ditimbulkan dapat membuat individu merasa tidak lagi berkembang dan akhirnya memilih untuk meninggalkan perusahaan.

  1. Tidak Ada Peluang Pengembangan Diri dan Karier

Banyak karyawan merasa karier mereka mengalami stagnasi karena tidak tersedia kesempatan untuk belajar, berkembang, atau naik jabatan. Pekerjaan yang bersifat monoton tanpa tantangan baru juga membuat semangat kerja menurun. Bagi generasi profesional saat ini, pengembangan kompetensi dan pertumbuhan karier jangka panjang menjadi salah satu prioritas penting dalam memilih tempat kerja.

  1. Keseimbangan Hidup dan Pekerjaan yang Terganggu (Work-Life Balance)

Work-life balance bukan lagi dianggap sebagai bonus, melainkan sebagai kebutuhan esensial. Tekanan kerja berlebihan, jam kerja yang tidak menentu, serta tuntutan multitasking yang ekstrem dapat menyebabkan:

  • Burnout
  • Gangguan kesehatan fisik dan mental
  • Hilangnya waktu berkualitas bersama keluarga

Ketika pekerjaan mulai mengganggu keseimbangan hidup, banyak individu memilih resign untuk memulihkan kualitas hidup mereka.

  1. Ingin Bekerja Sesuai dengan Nilai Pribadi

Tren profesional modern menunjukkan pergeseran orientasi dari sekadar “bekerja untuk gaji” menjadi “bekerja untuk tujuan dan makna”. Banyak individu mulai memprioritaskan:

  • Nilai-nilai pribadi yang selaras dengan perusahaan
  • Etika kerja dan budaya organisasi yang inklusif
  • Dampak sosial dari pekerjaan yang dilakukan

Jika seseorang merasa bahwa nilai-nilai perusahaannya tidak lagi sesuai dengan prinsip pribadinya, maka mencari tempat baru yang lebih sejalan menjadi pilihan yang masuk akal.

Hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Mengambil Keputusan Resign

Meskipun resign bisa menjadi langkah strategis, keputusan ini tetap perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan. Berikut beberapa faktor penting yang sebaiknya dianalisis sebelum mengundurkan diri dari pekerjaan:

  1. Kondisi Keuangan Pribadi

Sebelum resign, pastikan kondisi keuangan Anda dalam keadaan stabil. Disarankan untuk memiliki dana darurat minimal untuk 3 hingga 6 bulan ke depan, mencakup kebutuhan hidup, cicilan, serta biaya tak terduga. Tanpa cadangan finansial yang cukup, proses transisi karier dapat menjadi beban baru secara psikologis dan ekonomi.

  1. Ketersediaan dan Prospek Pekerjaan Baru

Hindari mengambil keputusan resign secara impulsif tanpa rencana yang jelas. Pastikan Anda sudah memiliki:

  • Tawaran kerja baru yang konkret
  • Rencana karier jangka menengah
  • Peluang usaha atau kegiatan produktif lainnya

Melangkah tanpa kepastian hanya akan menambah tekanan pasca resign.

  1. Dukungan dari Keluarga dan Profesional

Sebelum resign, diskusikan keputusan ini dengan orang-orang terpercaya seperti pasangan, keluarga inti, atau mentor profesional. Masukan dari pihak eksternal dapat memberikan perspektif objektif dan membantu memastikan bahwa keputusan yang diambil benar-benar berdasarkan pertimbangan yang matang.

  1. Evaluasi Alasan Resign Secara Rasional

Lakukan refleksi diri secara jujur:

  • Apakah keinginan resign didasari emosi sesaat?
  • Apakah Anda sudah mencoba menyelesaikan masalah di tempat kerja?
  • Apakah situasi saat ini mencerminkan pola yang berulang di tempat kerja sebelumnya?

Jika alasan resign sudah melalui evaluasi rasional, maka langkah selanjutnya dapat diambil dengan lebih percaya diri dan terencana.

Peran HR di Tengah Krisis Ekonomi

Divisi HR juga punya tantangan besar saat ini. Selain mengelola kebutuhan perusahaan, HR harus menjaga engagement karyawan yang mungkin merasa cemas, lelah, atau tidak puas.

Di sinilah pentingnya peran teknologi. Dengan sistem HRIS yang tepat, proses HR bisa jadi lebih efisien, transparan, dan terukur, bahkan di tengah krisis.

Solusi HR yang sedang menghadapi tantangan berat di era ketidakpastian

Resign saat ekonomi tidak stabil memang penuh risiko. Tapi kalau kamu sudah mempertimbangkan matang-matang dan punya perencanaan yang solid, tidak ada salahnya mengambil langkah itu demi karier dan kesejahteraan pribadi.

Dan untuk kamu para HR yang sedang menghadapi tantangan berat di era ketidakpastian ini, pastikan kamu punya sistem yang bisa bantu pekerjaan HR dari awal sampai akhir.

Gunakan BEST HR! Solusi HRIS lengkap yang bantu kamu kelola absensi, payroll, hingga manajemen data karyawan dengan mudah.

#pakebesthr kerjaan HR jadi efektif, tim jadi produktif!